Friday, January 23, 2015

GIVING UP

Beberapa hari yang lalu si Non sempat kaget melihat status teman di FB. Dengan terang terangan menulis dia tidak mencintai suaminya lagi, giving up dan membuka hati untuk siapa saja yang lebih menghargai dirinya melebihi suaminya padahal saat ini masih berstatus suami istri.
Tak lama saya mendengar lagi kabar tentang teman pria saya yang terang terangan berkata sudah menikah siri untuk ke 3 kalinya diusianya yang masih muda, belum menginjak 40 tahun. Terakhir salah satu teman saya curhat betapa suaminya sangat tidak berguna. Tidak mau kerja, tidak mau berusaha, hanya asik bermain game, makan dan minum sementara istrinya sibuk bekerja dari pagi sampai sore, belum lagi mengurus putra mereka yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Semua berkata ingin mengakhiri ini semua.

Saya tidak bisa memberi kata kata bijak untuk menenangkan mereka. Suasana hati yang masih panas tentu tidak bisa diajak bicara dengan kepala dingin. Saya bukan konsultan pernikahan yang punya banyak teori atau psikolog yang mempelajari sifat dan karakter manusia bertahun tahun. Kehidupan saya yang keras lah yang membuat saya menaruh kesimpulan pada tiap peristiwa yang saya hadapi sekarang. Bertahun tahun saya beranggapan bahwa dunia menolak saya karena sudut pandang saya berbeda dengan orang lain. Belakangan saya rasa mungkin justru saya yang ingin seluruh dunia menjadi seperti apa yang saya inginkan. kita bisa mengubah apa yang ingin kita ubah atau membiarkan semua apa adanya dan tunggu hasilnya. Salah satu cara yang paling ampuh jika kita ingin mengubah seseorang adalah cara yang paling panjang dan membutuhkan segenap kesabaran dan perhatian kita. Sulit rasanya memulai segala sesuatu dengan menghianati diri sendiri. Sebagai pemula saya hanya bisa mengatakan, waktu kita masih panjang. Pernikahan adalah sekolah seumur hidup.

Bercerai bukanlah akhir dari sebuah masalah, tetapi permulaan masalah baru yang mungkin justru lebih berat. Setiap kita akan naik kelas/naik tingkat tentu kita harus menghadapi ujian dulu. Kalau kita berhasil, kita pasti naik kelas, ke tingkat berikutnya. Bila nilai kita sempurna, kita pasti memperoleh reward yang banyak juga. Tapi kalau kita memilih pass dan tidak mau mengikuti ujian itu, atau kita fail, berarti kita harus mengulang ujian itu di tahun berikutnya dengan ujian yang lain. Yakin kali ini kita bisa? atau kita juga dipastikan tidak naik kelas. Meskipun tidak naik kelas sekarang, next kita tetap harus ikut ujian lagi kan?....
Lalu kalau kita memilih give up, memilih pria lain, berarti kita pindah sekolah lain. pada akhirnya kita juga harus menempuh ujian juga sesuai dengan standar sekolah yang baru itu juga. Menurut saya hal itu hanya akan membuang waktu.

Memilih jalan memutar bukan berarti tidak ada hambatan. Tapi kita memulai jalan baru yang sama samarnya. Hanya Tuhan yang tahu ujung jalan yang sedang kita jalani. Hadapilah semua, berbesar hatilah, dan berdoalah. Mintalah kekuatan dari yang sudah pasti memberikan, Tuhan ... Dia tidak pernah gagal. Selamat menempuh ujian

WHEN YOU'RE TEMPTED TO LOSE PATIENCE

When you start to feel lonely and useless, think of God!.... He was never fail!!

This time I see the miracle again..... when I think that there is no way out.... He came to me like a fairy tales..... many thank to my "Amazing God".... wow.... there is no words can describe Him.... He gaves me tests, and He blessed me many rewards.....

I love u more and more....